Jalan-Jalan ke Danau Toba

Diah Rani Handayani
4 min readMay 21, 2021
Tarian Manortor adalah tarian penyambutan bagi tamu kehormatan

Sayup-sayup terdengar musik tradisional mengalun di saat keluar dari pesawat. Musik tersebut mengiringi tarian Manortor, tarian tradisional Batak untuk menyambut tamu kehormatan. Walaupun tarian itu bukan untuk rombongan saya, tapi tetap menarik untuk dilihat. Selamat datang di Tanah Batak!

Saya beruntung dapat pergi bersama rombongan #tripofwonders dari Kementerian Pariwisata menjelajahi keragaman budaya Indonesia yang salah satunya adalah budaya Batak. Sudah sejak lama saya ingin pergi berlibur ke Danau Toba, dan akhirnya keinginan saya terkabulkan dengan perjalanan ini.

Jalan — jalan kali ini cukup singkat, hanya 4 hari 3 malam saja. Akan tetapi, saya cukup puas untuk mengenal budaya Batak dan keindahan Danau Toba.

Nah, apa saja siy yang bisa kamu lakukan selama 4 hari 3 malam di Danau Toba?

1. Mengunjungi TB Silalahi Center

TB Silalahi Center merupakan museum yang berisikan perjalanan sejarah Suku Batak dari masa ke masa. Disini, kamu bisa mengenal 6 suku Batak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak. Selain itu, dijelaskan juga mengenai nilai — nilai yang melandasi kehidupan Suku Batak yang tetap dipegang sampai dengan sekarang.

Jangan lupa mampir ke rooftop TB Silalahi Center saat kamu berkunjung kesana yah. Kamu akan disuguhi pemandangan panorama Danau Toba yang indah.

Desa Siallagan di Danau Toba

2. Manortor di Huta Siallagan

Hari kedua, kami menuju Huta Siallagan, atau Desa Siallagan, dimana kami mengenal sejarah mula — mula Suku Batak. Marga Siallagan ini adalah salah satu keturunan pertama dari Raja Batak.

Di Huta Siallagan, kamu akan menemukan rumah tradisional Batak yang disebut Rumah Bolon. Bagian yang paling unik adalah atap rumah yang mencuat di bagian depan dan belakang. Akan tetapi, bagian belakang harus lebih tinggi daripada bagian depan. Hal ini mengandung filosofi bahwa bagian depan adalah si pemilik rumah, sedangkan bagian belakang adalah keturunannya. Lalu, mengapa bagian belakang lebih tinggi? Karena diharapkan keturunan si pemilik rumah akan lebih banyak keluarganya, lebih kaya, dan lebih terhormat dari si pemilik rumah.

Filosofi yang lain adalah mengenai pintu masuk ke Rumah Bolon, dimana setiap orang yang masuk harus menundukan kepala dan badan. Hal ini dikatakan bahwa menundukan kepala dan badan merupakan tanda penghormatan kepada sang pemilik rumah.

Yang paling seru adalah sejarah kanibalisme suku Batak. Siapa diantara kamu yang pernah mendengarnya? Dahulu kala, di masa Batak kuno, pelaku kriminal akan dibawa ke Meja Persidangan untuk diadili oleh Raja dengan ditemani tabib penasehat. Apabila pelaku kriminal tsb divonis bersalah, maka pelaku kriminal sudah dikategorikan sama dengan binatang, bukan manusia lagi. Oleh karena itu, Raja dapat memutuskan untuk menghukum mati pelaku kriminal dan dagingnya boleh dimakan.

Tentunya, begitu suku Batak mengenal agama Kristen, ritual tersebut sudah tidak dilakukan lagi. Jadi, jangan khawatir kalau berkunjung ke Tanah Batak yah!

3. Jalan — jalan ke Makam Raja Sidabutar

Makam Raja Sidabutar, salah satu Raja di masa Batak kuno, adalah contoh dari tradisi penguburan suku Batak kuno. Suku Batak percaya bahwa 3 bagian dunia, dibawah tanah adalah neraka, diatas tanah adalah kehidupan saat ini, di langit adalah surga. Oleh karena itu, saat mereka meninggal, jenasah mereka tidak dikubur dibawah tanah. Akan tetapi di atas tanah atau sedekat mungkin ke surga.

Batak modern masih mengikuti tradisi tersebut dengan cara yang lebih modern. Ketika salah satu dari suku Batak meninggal, keluarga yang ditinggalkan akan menguburkan dibawah tanah. Kemudian, setelah beberapa tahun dan dana terkumpul, keluarga akan mengambil tulang belulang dan menaruhnya didalam monumen 3 bagian. Bagian paling atas adalah raja, bagian tengah adalah keturunan langsung dari raja, dan bagian ketiga atau yang paling bawah adalah keturunan2 berikutnya. Tradisi ini merupakan suatu perayaan dengan dana yang tidak sedikit. Itu sebabnya memerlukan waktu beberapa tahun untuk mengumpulkan dana tergantung dari seberapa terhormatnya keluarga tersebut.

Karena bagi suku Batak, kehidupan setelah kematian lebih penting dari pada kehidupan yang fana ini. Oleh karena itu, kematian harus dirayakan sebagai pencapaian menuju surga. Menarik bukan?!

Desa wisata di Danau Toba

4. Menikmati Danau Toba dengan banana boat

Bukan ke Danau Toba kalau tidak menikmati kegiatan di danau, bukan? Beberapa dari kami memutuskan untuk naik banana boat dan menikmati segarnya air di Danau Toba. Senang sekali rasanya bisa berenang disana!

Tidak hanya banana boat, kamu juga bisa menikmati kegiatan yang lain seperti jetski atau kayaking.

Menarik sekali untuk dapat mengenal budaya suku Batak, suku kedua terbesar di Indonesia setelah suku Jawa, melalui keindahan alam dan peninggalan sejarahnya.

Beberapa ritual terkenal suku Batak yang masih dilakukan sampai dengan sekarang adalah:

1. Pesta pernikahan adat Batak dimana pesta akan dilakukan dari pagi sampai dengan malam dan dihadiri oleh seluruh keluarga besar pihak yang bersangkutan. Pesta terdiri dari tarian, membawa hadiah, makan bersama, dan nasehat — nasehat dari para tetua keluarga.

2. Ritual kematian seperti yang sudah saya jelaskan diatas.

Yang pasti, saya berencana untuk kembali ke Danau Toba dengan tujuan untuk menjelajahi keindahan alamnya yang indah. Kalau kamu punya waktu lebih banyak, kamu bisa memadukan kegiatan liburan kamu dengan alam dan budaya. Dijamin kamu pasti puas!

Pemandangan di Danau Toba

Perjalanan ini merupakan #tripofwonders yang disponsori oleh Kementerian Pariwisata #wonderfulindonesia.

Kamu bisa mencapai Pulau Samosir dengan melakukan reservasi pesawat lewat Traveloka.

Untuk menyeberang dari Parapat ke Pulau Samosir, kamu dapat datang langsung ke Parapat.

Untuk penginapan, saya menginap di Samosir Villa Resort yang berlokasi di Desa Tuktuk. Kamu dapat melakukan reservasi lewat Agoda.

--

--

Diah Rani Handayani

Indonesian woman living and sharing life stories from the land down under. Contact me on email rany.budi@gmail.com or Instagram @minombrerany